Kisah Tentang Mimpi yang Tak Berlanjut

Malam itu Aku bermimpi.
Bersama Marcopolo kunaiki kapal besar miliknya. Kapal yang hanya mengandalkan tiupan angin untuk berlayar. Dengan dipandu oleh kompas berwarna keemasan, kami Mengelilingi samudra demi samudera. Ketika Ku bertanya, kemanakah kita Hendak pergi, dia menjawab singkat. “Dimana pun kapal berlabuh disitulah tujuan berlayar.  Mendengar jawabannya aku tersenyum bingung. Benua demi benua kami lalui. Tak ada kata menyerah dan lelah. Yang ada hanyalah kepuasan menikmati setiap Alam ciptaan Tuhan. Pulau tanpa penghuni, Burung bertengger di pohon tanpa nama, ikan lumba_lumba menari mengikuti kapal, dan Marcopolo yang sering mengejek dan memarahiKu ketika aku salah tingkah adalah pemandangan yang setiap hari ku lihat dan kurasakan. Semua benua kami lalui. "Kemanakah sekarang kita hendak pergi? Sudah 2 tahun kita hidup di atas kapal. Selma dua tahun itu pun kita tak menjumpai Manusia seperti kita. Yang ada hanyalah Manusia bertingkah Burung. Ataupun Manusia bertingkah Singa. Tak ada manusia bertingkah layaknya seperti manusia". Pertanyaan itu kulantunkan secara langsung di depan kedua matanya yang keriput. Belum sempat Menjawab pertanyaanku, angin kencang mengguyur dan membawa kami ke tempat yang Tak kami ketahui. Selama 2 tahun kami mengelilingi dunia, kami tak pernah melihat tempat itu. Ini Asia. Kata Marcopolo. INDONESIA lebih tepatnya. baru kudengar Nama itu. Entah dari mana Si Marcopolo mengetahui nama itu. Dari jauh, kumelihat Gubuk kecil. 2×4 meter ukurannya. Perlahan ku berjalan ke gubuk tua itu. Sementara si Marcopolo sibuk membenarkan Kapalnya yang rusak..
Tok..tok.. bunyi pintu Tua itu ketika ku ketuk. Tak ada gubrisan. Tak ada yang membuka. Akhirnya kumemutuskan untuk membuka sendiri.. kubuka perlahan pintu itu. Grkkkkk. Sungguh aku tersentak kaget. Aku melihat Manusia sepertiku. Manusia yang manusia. Seorang suami istri yang sudah kakek nenek bersama dua anaknya Duduk di tenda kecil. Mereka Tak bisa berbicara. Kulihat SALIB tergantung di dinding dan mereka sedang asyik memandang salib itu. Apa gerangan yang mereka lakukan aku tak tahu. Tatapi sempat ku membaca Tulisan kusam di dinding rumah. "INDONESIA KITA. BUKAN INDENESIA_MU. DASIMU DARI KAIN_KU DAN RUMAHMU DARI PASIR_KU. Aku tak mengerti apa maksudnya. Mungkin Yang membaca bisa mengetahui artinya.
Mimpiku belum habis.
aku tak tahu, kapan mimpi itu akan berlanjut.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak, Kami Pada Mu!

Esensi Pendidikan dan Terobosan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) dari KEMDIKBUD