Esensi Pendidikan dan Terobosan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) dari KEMDIKBUD


Akhir-akhir ini, perbincangan terkait isu penyebaran virus COVID-19 di Indonesia berangsur-angsur surut. Hal ini tentunya menjadi angin Segar bagi seluruh masyarakat Indonesia karena harapan untuk bangkit dari keterpurukan setelah diterjang gelombang pandemi COVID-19 semakin mencuat. Seperti yang kita ketahui, hampir dua tahun terakhir seluruh negara di dunia tak terkecuali Indonesia sangat merasakan akibat yang ditimbulkan oleh virus COVID-19 tersebut. Dilansir dari https://smeru.or.id/id/content/ringkasan-eksekutif-dampak-sosial-ekonomi-covid-19-terhadap-rumah-tangga-dan-rekomendasi, Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia sendiri, COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, setidaknya 35.000 orang telah meninggal dunia. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19. Satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga dapat meningkat secara signifikan. Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi bisa menjadi jauh lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial dari pemerintah.

Selain berdampak pada sektor sosial-ekonomi, Sektor pendidikan juga menjadi salah satu sektor yang terkena dampak buruk dari kehadiran Virus COVID-19. Kehadiran COVID-19 memberikan kecemasan tersendiri bagi pemerintah (dalam hal ini KEMDIKBUD). Hal itulah yang mengharuskan mereka (pemerintah) mengambil keputusan mendadak dengan cara meliburkan atau menggantikan sistem pembelajaran yang awalnya di sekolah menjadi dirumah. Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti keputusan yang ditetapkan pemerintah. Dan yang menjadi pilihan adalah dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran daring atau online.

Penerapan pembelajaran daring (online) sangat berdamapak besar bagi perkembangan pngetahuan yang didapatkan oleh siswa atau mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa, saya sendiri sangat merasakan dampak buruk dari penerapan pembelajaran daring. Selain akses komunikasi dengan dosen pengampu mata kuliah sangat terbatas, beban biaya kuota untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran online sangat membebani saya. Meskipun pemerintah telah memberikan keringanan susidi kuota, tetapi hal itu akan mengobati salah satu aspek dalam proses perkuliahan. Aspek lain seperti komunikasi tatap muka antar mahsiswa dan kehidupan sosial di lingkup ruang kelas tidak akan terobati dengan itu. Selain itu, penguasaan dosen dan guru terhadap teknologi yang rendah, keterbatasan sarana dan prasarana kedua belah pihak, keterbatasan jaringan internet juga menjadi dampak yang buruk karena proses pembelajaran daring atau online menjadi tidak stabil. Melihat fakta dan realitas yang terjadi akibat dari penerapan kebijakan yang mereka, Kementrian Pendikan dan Kebudayaan akhirnya membuat terobosan baru yaitu melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Selain didukung oleh kasus COVID-19 yang kian menurun, pemerintah (dalam hal ini KEMDIKBUD) sangat meperhatikan dan peduli terhadap esensi pendidikan di Indonesia.

Esensi pendidikan

Pendidkan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam diri seorang sebagai pribadi. Pendidikian pada dasarnya berorientasi pada perkembangan pengetahuan dan keperibadian sesorang sebagai manusia. Menurut Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Lalu, apa esensi atau dasar menapa orang mendapatkan pendidikan?

Secara umum, esensi pendidikan adalah pembentukan karakter, sesuai dengan pandangan hidup (way of life) sebuah bangsa. Payung karakter individu, keluarga, masyarakat adalah pandangan hidup bangsa itu sendiri. Oleh sebab itu esensi pendidikan bagi sebuah bangsa adalah roh atau jiwa pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa itu sendiri. Kegagalan pendidikan terjadi karena ada reduksi makna pendidikan menjadi sebatas pembelajaran. Pemaknaan pendidikan harus dikembalikan kepada esensinya. Artinya, pendidik dan tenaga kependidikan harus memelihara agar suasana pendidikan tetap relevan membangun karakter (http://digilib.unimed.ac.id/206/1/Fulltext.pdf).

 

Terobosan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) dari kemdikbud

 

Melihat esensi dari pendidkan yang sangat urgen, Kementrian Pendidikan akhirnya melakukan terobosan yang sangat nekat yakni melakukan pembelajaran tatap muka terbatas atau PTM. PTM adalah singkatan dari Pembelajaran tatap muka yang mulai dilakukan pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang menyatakan, kabupaten/kota yang berada di zona merah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran online. Dalam penerapannya, PTM memiliki aturan-aturan tertentu pada saat datang ke sekolah, saat di kelas sampai saat pulang sekolah. Pada saat datang sekolah misalnya, siswa harus menjaga jarak 1,5 meter dan selalu memakai masker; isi kelas tidak lebih dari 50 persen dan tidak ada aktivitas lain selain pembelajaran.

Selain itu, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ( Paud-Dikdasmen ) Kemendikbud Jumeri menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan sekolah dalam penerapan PTM. Pertama, ada gugus tugas di sekolah di antaranya personil internal dan berkoordinasi dengan Dinas kesehatan, kelurahan, dan orang tua siswa. Kedua, sekolah menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memastikan siswa dan guru aman seperti menyiapkan toilet bersih dan air bersih. Ketiga, setiap kelas harus ada tempat cuci tangan. Keempat, sekolah menyediakan thermogun agar bisa memfilter orang yang masuk ke sekolah. Semua aturan yang telah ditetapkan harus dilaksankan oleh sekolah yang akan melaksanakan PTM terbatas. Hal ini demi kelancaran dan juga keamanan seluruh warga sekolah.

 

Pendidikan memang sesuatu yang sangat urgen dan memiliki esensi yang sangat luar bisa bagi perkembangan kita sebagai seorang manusia. Bagi saya pribadi, pendidikan adalah makanan yang harus kita makan. Sepahit apa pun, kita harus melahapnya, karena itu adalah kewajiban. Dalam konteks terobosan yang dilakukan oleh pemerintah (KEMDIKBUD), saya sebagai mahasiswa sangat mengapresiasi terobosan itu. Itu adalah terobosan yang sangat luar biasa dan memiliki tujuan yang mulia. Meskipun memiliki tingkat resiko yang sngat besar, saya yakin ketika kita bisa saling percaya dan bekerja sama semua tujun yang mulia itu pasti akan terwujud.*





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak, Kami Pada Mu!

Kisah Tentang Mimpi yang Tak Berlanjut