Antara PANdemi vs PLANdemi

 


      Tahun 2020 adalah tahun dimana dunia diterjang wabah besar yang tidak pernah ada sebelumnya. Wabah itu menyebar dengan sangat cepat sampai akhirnya bumi pun diselimuti nya. Selimut itu sepertinya sangat nyaman dan memberi kehangatan bagi bumi. Bahkan karena kenyamanannya itu, bumi pun lupa untuk mencuci nya hingga selimut itu berumur satu tahun; (Bumi saja lupa, apalagi warga bumi). Stttt.. Tunggu!  Kok kita bahas tentang selimut? Kita harusnya bahas tentang Judul di atas. Mari kita mulai dengan pokok bahasan di atas. Pada tulisan kali ini, saya masih membahas tentang keadaan bumi. Tetapi cakupan nya lebih luas, dalam artian saya tidak hanya membahas tentang keadaan negeri yang saya pijak tetapi membahas kondisi dan situasi dunia saat ini. Selain itu saya sengaja menulis judul Pandemi menjadi PANdemi dan plandemi menjadi PLANdemi  dengan tujuan untuk memberi penekan. Dan jelas, penekanannya ada pada huruf kapital itu. 

       PANdemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health Organization(WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas(Warta Ekonomi.co.id). PANdemi Corona Virus yang terus menerus mewabah nyatanya  memberi efek negatif dan itu sifatnya jangka panjang. Salah sektor yang  sangat dirugikan adalah sektor ekonomi. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu.(https://www.wartaekonomi.co.id/read309848/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-perekonomian-dunia-infografis). Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa PANdemi COVID-19 menjadi ancaman besar yang dapat menghalang kinerja ekonomi. Selain berdampak pada kinerja ekonomi, sektor lain juga  terkena  dampak yang sama, seperti pariwisata, ketenagakerjaan dan lain sebagainya.

    Di tengah problem COVID-19 yang semakin mencuat, muncul stigma negatif dari masyarakat  akan keberadaan dari COVID-19. Stigma itu bukanlah keputusan yang tidak berdasar. Masyarakat yang memberi stigma negatif terkait adanya COVID -19 mendasarkan keputusan pada fakta yang mereka lihat dan rasakan. Misalnya ahli virus dari Cina Li-Meng, dia menyebutkan bahwa virus COVID-19 dibuat di Lab Partai Komunis Cina. “Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China. Pasar basah di Wuhan hanya digunakan sebagai umpan," ujarnya seperti dikutip dari Taiwan News..  Pernyataan Li-Meng inilah yang aku sebut sebagai PLANdemi. 

    PLANdemi adalah istilah yang saya pakai untuk mengungkapkan stigma berbeda dari masyarakat terutama dari ahli Virus Li-Meng. PLANdemi itu sendiri saya ambil dari kata PLAN yang artinya rencana dan demi yang merujuk pada kata pandemi. Jadi PLANdemi dapat saya artikan sebagai pandemi yang direncanakan atau sengaja dibuat. Merujuk pada apa yang di ungkapkan oleh Li-Meng, saya sendiri sebagai seorang awam menganggap itu sebagai opini nyata dari seorang yang bukan awam. Sebagai dokter dan ilmuwan, dia mengatakan tidak dapat bersikap acuh tak acuh. Selama penelitiannya mengenai penularan virus dari manusia ke manusia, dia mengklaim melacak sumber wabah ke PLA.  

   Perbincangan mengenai pandemi COVID-19 memang tiada akhirnya. PANdemi COVID-19 sudah memakan banyak korban jiwa, baik itu masyarakat biasa ataupun para medis yang berusaha untuk membantu menyembuhkan orang yang terdampak pandemi. Meskipun demikian, semangat para medis tidak pernah pudar. Mereka tetap berusaha semampu mereka untuk bisa melayani pasien dengan Sekuat tenaga mereka. Selain para Medis, banyak juga tokoh-tokoh besar, baik itu kalangan politik, agama ataupun kalangan selebritis membantu untuk memerangi pandemi. Secara pribadi saya sangat mengapresias dan mendukung  semua orang yang terlibat membantu memerangi pandemi yang sedang melanda bumi yang kita cintai ini. 

   Sementara itu, terkait dengan adanya stigma berbeda yang saya sebut PLANdemi tadi, saya secara pribadi juga tidak melarang. Selama opini mereka didasarkan atas fakta dan memiliki bukti empiris, itu bisa dibenarkan.  Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa tulisan saya tidak bermaksud untuk membenarkan adanya PLANdemi, tetapi lebih kepada ungkapan isi kepala saya terhadap fakta yang saya Ketahui selama berkecimpung dengan waktu di tahun 2020.*






Sumber:   https://m.cnnindonesia.com/internasional/20200804132750-113-531956/ilmuwan-china-sebut-corona-berasal-dari-lab-militer-tiongkok

  


Komentar

  1. ˢᵗᵃᵗᵉᵐᵉⁿᵗ ᵖˡᵃⁿᵈᵉᵐⁱ ᵖᵃᵗᵘᵗ ᵈⁱᵇᵉⁿᵃʳᵏᵃⁿ, ᵇᵃʰᵏᵃⁿ ˢʸᵃ ᵖʳⁱᵇᵃᵈⁱ ᵖᵘⁿ ᵃᵏᵃⁿ ᵐᵉⁿᵍⁱʳᵃ ʰᵃˡ ⁱᵗᵘ ˢᵉᵇᵃᵍᵃⁱ "ᵐᵘᵗᵃˢⁱ" ᶜᵒᵛⁱᵈ19 ʸᵍ ᵈⁱᵐᵃᵏˢᵘᵈ. ᴹᵘⁿᵍᵏⁱⁿ ⁱⁿⁱ ʸᵍ ᵖᵉʳˡᵘ ᵈⁱᵗᵉˡⁱˢⁱᵏ ˡᵉᵇⁱʰ ʲᵃᵘʰ ˢᵉᵏᵃˡⁱᵍᵘˢ ˢᵉᵇᵃᵍᵃⁱ ᵇᵃʰᵃⁿ ʳᵉᶠˡᵉᵏˢⁱ ᵇᵃᵍⁱ ᵖⁱʰᵃᵏ ʸᵍ ᵇᵉʳᵏᵉᵖᵉⁿᵗⁱᵍᵃⁿ ᴿᴵ ᵈᵃⁿ ˢᵉᵇᵃᵍᵃⁱ ᵇᵃʰᵃⁿ ᵖᵉᵐᵇᵉˡᵃʲᵃʳᵃⁿ ᵇᵃᵍⁱ ˢᵃʸᵃ ᵏᵃᵘᵐ ᵃʷᵃᵐ ᵃᵍᵃʳ ᵇᵉʳˢⁱᵏᵃᵖ ᵏʳⁱᵗⁱˢ ᵗᵉʳʰᵃᵈᵃᵖ ˢⁱᵗᵘᵃˢⁱ ⁱⁿⁱ. ˢʰᵃˡᵒᵒᵐ🍀🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak, Kami Pada Mu!

Kisah Tentang Mimpi yang Tak Berlanjut

Esensi Pendidikan dan Terobosan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) dari KEMDIKBUD